Tuesday, October 27, 2020

CBIS (Computer Based Information System), DSS (Decision Support System), & Sistem Pakar

CBIS (COMPUTER BASED INFORMATION SYSTEM), 

DSS (DECISION SUPPORT SYSTEM), & SISTEM PAKAR



SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI




Nama    : Lavy Aisha

NPM    : 13517288

Kelas    : 4PA07




UNIVERSITAS GUNADARMA

2020




                               I.            CBIS (Computer Based Information System)

Sistem informasi berbasis komputer (CBIS) yang dimaksud adalah sistem informasi yang terhubung (online), tepat waktu (real time) dan dapat dipercaya (reliable). Pengembangan sistem informasi berjalan seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi, bahkan keduanya menciptakan lompatan-lompatan teknologi yang mempercepat perkembangan kemampuan keduanya secara bersama-sama (Alter, 2002:25).

Sistem informasi berbasis komputer mempunyai pola yang jelas yaitu sistem induk (super sistem), subsistem dan subsubsistem sampai dengan sistem terkecil yang tak dapat diuraikan lagi (McLeod, 2001,115).



Model CBIS tersebut adalah modifikasi model yang disusun oleh McLeod & Schell. Komponen CBIS terdiri dari:

       Sistem informasi enterprise (EntIS) yaitu suatu sistem informasi yang memuat semua data transaksi perusahaan/organisasi secara terinci. Pemahaman mengenai sistem informasi enterprise sebagai induk yang antara lain terdiri dari sistem informasi akuntansi. Sistem informasi enterprise ini akan digunakan oleh sistem informasi lainnya sebagai salah satu sistem input.

       Sistem informasi manajemen terdiri dari sistem informasi sumber daya informasi (IRIS), sistem informasi pemasaran (MKIS), sistem informasi manufaktur atau disebut juga sistem informasi operasional (OpIS), sistem informasi keuangan (FIS), dan sistem informasi sumber daya manusia (HRIS). Kelima sistem ini disebut juga sebagai sistem fungsional yang akan membantu manajemen mengelola kegiatan fungsionalnya. Informasi dari kelima sistem fungsional ini dapat digunakan oleh pihak eksekutif dengan mengolahnya dengan menggunakan sistem informasi eksekutif (EIS).

       Sistem Penunjang keputusan manajemen yang terdiri dari: sistem informasi pendukung keputusan (DSS), dan sistem pakar (ES) atau sistem pusat pengetahuan (knowledge based system). Kedua sistem ini dapat digunakan satu setelah yang lain pada tiap sistem informasi yang dirancang.

       Virtual office (kantor maya) adalah pengembangan dari penggunaan office otomation yang akan sangat berguna jika mendapat dukungan dari CBIS karena virtual office memungkinkan manajemen menghubungkan fasilitasfasilitas kantor yang ada lewat jalur komunikasi yang tersedia.

 

                            II.            DSS (Decision Support System)

DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.

Raymond McLeod & George Schell (2004)  menjelaskan bahwa “DSS menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi-terstruktur. Informasi dihasilkan dalam bentuk laporan periodik dan khusus, dan output dari model matematika dan sistem pakar.

Konsep DSS yaitu pada akhir tahun 1960-an, dimulai dengan timesharing komputer. Untuk pertama kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus melalui spesialis informasi. Kemudian pada tahun 1971 istilah DSS diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Michael S. Scott Morton. Pada tahun 1976 Steven L. Alter saat itu mahasiswa tingkat doctor di MIT, dengan berdasarkan kerangka kerja Gorry dan Scott Morton melakukan penelitian atas 56 sistem pendukung keputusan. Penelitian itu memungkinkan mengembangkan suatu taksonomi dan enam jenis DSS yang didasarkan pada tingkat dukungan pemecahan masalah.

Perintis DSS lain yaitu Peter G. W. Keen, bekerjasama dengan Scott Morton mendefinisikan 3 tujuan yang harus dicapai DSS:

       Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi-terstruktur.

       Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya.

       Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiensinya.

Tipe DSS yaitu ada 2, di antaranya adalah  Model-driven DSS yang merupakan suatu sistem yang berdiri sendiri terpisah dari sistem informasi organisasi secara keseluruhan. Kedua yaitu Data-driven DSS yang menganalisis sejumlah besar data yang ada atau tergabung di dalam sistem informasi organisasi.

 

                         III.            Sistem Pakar

Sistem Pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli.

Sistem Pakar memiliki keuntungan dan kelemahan, berikut adalah keuntungannya:

1)      Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

2)      Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

3)      Menyimpan pengetahuan & keahlian para pakar.

4)  Mampu mengambil & melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian angka).

5)      Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

6)  Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap & mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ‘tidak tahu’/’tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi & sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

7)  Tidak memerlukan biaya, saat tidak digunakan, sedangkan pada pakar manusia memerlukan biaya sehari-hari.

8)      Dapat diperbanyak sesuai kebutuhan dengan waktu yang minimal & sedikit biaya.

9) Dapat memecahkan masalah lebih cepat daripada kemampuan manusia dengan catatan menggunakan data yang sama.

10)   Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

11) Meningkatkan kualitas & produktivitas karena dapat memberi nasehat yang konsisten & mengurangi kesalahan.

12) Meningkatkan kapabilitas sistem terkomputerisasi yang lain. Integrasi Sistem Pakar dengan sistem komputer lain membuat lebih efektit & bisa mencakup lebih banyak aplikasi.

13) Mampu menyediakan pelatihan. Pengguna pemula yang bekerja dengan sistem pakar akan menjadi lebih berpengalaman. Fasilitas penjelas dapat berfungsi sebagai guru.


Selanjutnya ada kelemahan yang dimiliki Sistem Pakar, yaitu sebagai berikut:

1)      Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara, dan mengembangkannya sangat mahal.

2)     Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya & kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah.

3)   Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

4)   Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.

5)      Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias.

6)      Kurangnya rasa percaya pengguna dapat menghalangi pemakaian sistem pakar.



 

                         IV.            Referensi

Bodie, Z. and Robert C. M. (2000). Finance. New Jersey: Prentice Hall.

Birgham, E. F., and Joel F. H. (2001). Fundamentals of financial management, 9th edition. Florida, Harcort, Inc-Orlando.

Megginson, W. L. (1997). Corporate finance theory. Massachusetts: Addison-Wesley Longman, Inc.

Saliman. (2010). Mengenal decision support system (DSS). 10(01). 87:101. DOI= https://doi.org/10.21831/efisiensi.v10i1.3971

https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Minarni/kecerdasan_buatan/BAB%20V%20Sistem%20Pakar.pdf


No comments:

Post a Comment